Senin, 15 Oktober 2012

Selasa, 25 September 2012

CIVET product

 CIVET Sweaters, Pans, Foot wears & Hat
sold out
sold out




sold out

sold out

sold out

sold out

sold out


sold out

sold out

Jumat, 13 Juli 2012

macam dan jenis bahan kaos


Banyak diantara kita yang tidak tahu bahan kaos yang tiap hari kita pakai, padahal ada banyak macam dan jenis bahan kaos,disini kita akan bahas satu persatu.


1.       Cotton Combed

Bahan ini terbuat dari 100% serat kapas alam,Ciri-cirinya adalah:
§  Teksturnya halus
§  Adem,dingin saat dipakai
§  Menyerap keringat
Cotton Combed sendiri banyak macamnya dipasaran atau di toko kain,berdasarkan ukuran benang yang digunakan dan setting gramasinya 20s, 24s, 30s, 32s dan 40s. Hal yang membedakan adalah ketebalan kain itu, 20s adalah yang paling tebal dan berikutnya adalah lebih tipis. Cotton combed biasanya digunakan untuk pembuatan kaos distro dan kaos-kaos yang mengutamakan kenyamanan saat dipakai.












2.       Cotton Carded
Cotton Carded juga terbuat dari 100% serat kapas alam,yang membedakan dengan cotton combed adalah saat finishingnya di pabrik,ciri-ciri cotton carded:§  Teksturnya agak halus
§  Lumayan adem saat dipakai
§  Menyerap keringat
Berdasarkan ketebalannya Cotton Carded ini juga terbagi dari 20s, 24s dan 30s dan biasanya digunakan untuk pembuatan kaos menengah,sebutannya KW1 dan harganya lebih murah dari Cotton Carded.















3.       CVC (Cotton Viscose)
Jenis bahan kaos  ini adalah campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan ini adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga bersifat menyerap keringat














4.       TC (Teteron Cotton)
Seiring dengan kemajuan teknologi, terpengaruh juga teknologi pengolahan bahan kain. Banyak bahan kain hasil dari penggabungan katun dan Polyester, salah satunya adalah TC. Jenis bahan ini merupakan campuran dari 35% cotton combed dan 65% polyester. TC ini seperti PE, terasa  panas ketika memakainya karena kurang bisa menyerap keringat, namun kelebihannya bahan ini lebih tahan kusut dan tidak mudah melar meski sudah lama dipakai.












5.       PE (Polyester)
Jenis bahan ini terbuat dari serat sintetis atau buatan dari hasil olahan minyak bumi untuk dibuat serat poly fiber dan untuk produk biji plastik. Karena sifat bahan dasarnya, maka jenis bahan ini tidak bisa menyerap keringat dan dipakai serasa panas. Dibandingkan katun, kain jenis ini lebih tipis, agak kasar dan tidak bisa menyerap keringat .Biasanya digunakan untuk pembuatan kaos sepeda gembira,kaos wisata dll.














6.       HYGET
Jenis bahan ini terbuat dari plastic dan sangat tipis, oleh karena itu harganya sangat murah. Namun bahan ini, bisa dibilang kurang layak dan nyaman untuk dijadikan kaos. Biasanya pembuatan kaos dengan bahan ini dilakukan jika ingin membuat kaos dengan jumlah massal tetapi dana yang tersedia tidak terlalu banyak. Bahan ini banyak digunakan untuk keperluan kampanye partai.















Ø  JENIS RAJUTAN UNTUK BAHAN KAOS
ü  Single Knitt (20s, 24s, 30s dan 40s)
S berarti single knittRajutan benangnya adalah single,dan penggunaannya hanya 1 permukaan saja tidak bisa di bolak-balik,terlihat lebih rapat dan padat,nah..sebagian besar kaos yang ada dipasaran adalah Single Knitt ini

ü  Double Knitt (20d, 24d, 30d dan 40d)
D berarti double knittRajutan benangnya adalah Double,dan penggunaannya bisa 2 permukaan artinya bisa di bolak-balik,terlihat kurang rapat dan lentur,sebutan lainnya adalah interlock. Biasanya dipakai untuk kaosbayi dan anak-anak





Ø  JENIS BENANG UNTUK BAHAN KAOSKeterangan Mengenai jenis Bahan kaos Sangat penting untuk diketahui tentang jenis benang atau bahan kaos yang akan kita gunakan, berkaitan dengan ketebalan atau gramasi bahan kaos itu sendiri.


1. Bahan Kaos 20’S 
Biasanya memiliki gramasi atau berat bahan kaos antara 180 sampai dengan 220 grm/m2 untuk jenis rajutan Single Knitt.


2. Bahan Kaos 24’S 
Biasanya memiliki gramasi atau berat bahan kaos antara 170 sampai dengan 210 grm/m2 untuk jenis rajutan Single Knitt.


3. Bahan kaos 30’S
Biasanya memiliki gramasi atau berat bahan kaos antara 140 sampai dengan 160 grm/m2 persegi untuk jenis rajutan Single Knitt atau Gramasi 210 sampai dengan 230 grm/m2 untuk jenis rajutan Double Knit.


4. Bahan Kaos 40’S 
Biasanya memiliki gramasi atau berat bahan kaos antara 110 sampai dengan 120 grm/m2 untuk jenis rajutan Single Knitt atau Gramasi 180 sampai dengan 200 grm/m2 untuk jenis rajutan Double Knitt.

Kamis, 05 Juli 2012

BERBAGAI JENIS TINTA SABLON



Dalam dunia sablon kaos dikenal ada banyak jenis tinta sablon, masing- masing punya kekurangan dan keunggulan. Untuk hasil maksimal disarankan memakai tinta sablon yang harganya jangan terlalu murah. Karena menurut pengalaman yang saya alami tinta yang muarh biasanya terlalu banyak campuran, selain hasilnya tidak maksimal, kita harus bekerja extra karena harus mengulang hasil sablon kita yang kurang sip warnany (terutama rubber).
Namun tidak tertutup kemungkinan jenis kain yang kita sablon juga berpengaruh terhadap hasil akhir sablon. Kain yang seratnya jarang-jarang akan lebih banyak menggunakan tinta dan tenaga kita untuk hasil maksimal, dibanding kain yang serantnya rapat, contohnya Katun. Untuk itu jika kita akan menyablon kaos sesuaikan jenis cat yang akan kita pakai.
Disini saya cantumkan jenis-jenis cat sablon kaos/T-shirt, jika ada kekurangan/diluar sepengetahuan saya bagi para master sablon yang menemukan blog saya ini, alangkah senangnya jika anda mau menambahkan. "MARI BERBAGI".


JENIS-JENIS TINTA
Tinta diatas bahan kaos ada dua jenis, yaitu tinta yang berbasis air atau waterbase inks dan tinta yang berbasis minyak atau solvenbase. Tinta solvenbase sering disebut dengan istilah plastisol.

JENIS TINTA WATERBASE:
TINTA RUBBER:
Tinta ini digunakan khusus untuk sablon diatas kain gelap. Sebab tinta ini bersifat pekat, dapat menutup permukaan warna kain dengan baik. Tinta rubber umumnya digunakan untuk underbase, underbase sendiri difungsingkan sebagai penutup warna kain sebelum penyablonan warna-warna diatasnya. Tinta rubber sendiri dibagi menjadi dua jenis untuk dua fungsi kegunaan. Jenis pertama adalah tinta rubber white yang digunakan untuk underbase/dasar, bisa juga digunakan untuk mendapatkan warna-warna pastel/muda. Jenis kedua adalah rubber color yang digunakan untuk pencampuran warna-warna tua. Untuk mendapatkan warna putih yang bersih dan cemerlang, campurkan tinta rubber white dengan sedikit pigmen/pewarna berwarna nila atau ungu.

TINTA TRANSPARAN:
Umumnya disebut dengan coating, karena dapat difungsikan sebagai pelapisan hasil sablon, sehingga hasil sablon lebih cemerlang atau mengkilap. Tinta ini memiliki bentuk seperti tinta extender yang transparan, tetapi memiliki kandungan yang lebih kuat atau lebih keras. Tinta ini baik sekali untuk teknik penyablonan separasi empat warna dengan terlebih dahulu memberikan rubber white pada permukaan bahannya.
TINTA EXTENDER:
Tinta in bersifat transparan, hanya cocok untuk penggunaan diatas bahan putih atau bahan-bahan berwarna terang. Sifat dari cat ini adalah menyatu/menyerap pada bahan.

TINTA SUPER WHITE:
Tinta ini tidak hampir sama dengan tinta rubber, terdiri dari dua jenis yaitu white dan color. Tinta ini sifatnya lebih mendekati tinta extender yaitu menyatu dengan bahan dan transparan, serta dapat disablon diatas dasar bahan berwarna gelap. Kelemahan dari tinta jenis ini adalah tidak dapat menutup dengan rapat permukaan bahan walau telah dilakukan penyablonan berkali-kali.

TINTA PUFF/TIMBUL:
Tinta ini terdapat pada kedua jenis tinta baik underbase maupun plastisol. Tinta ini memerlukan pemanasan yang akan mengakibatkan tinta ini mengembang dengan efek timbul.

TINTA SOLVENBASE/PLASTISOL:
Tinta ini berbahan dasar PVC dan harganya cukup mahal serta membutuhkan peralatan khusus untuk pengeringannya. Sebab tinta ini tidak dapat kering dengan sendirinya seperti tinta waterbase pada umumnya. Untuk dapat kering dengan baik, tinta ini memerlukan suhu mencapai 160 derajat celcius serta membutuhkan beberapa peralatan seperti conveyor curing dan flash curing. Setelah pengeringan dengan benar, tinta plastisol ini memiliki daya rekat yang sangat baik. Tinta ini sering digunakan untuk menciptakan efek-efek yang menakjubkan seperti high density. Dan t-shirt yang menggunakan tintaplastisol selalu diberi peringatan "Do not iron on design", sebab tinta ini akan meleleh jika terkena panas secara langsung dari setrika.

JENIS TINTA PLASTISOL:
TINTA ALL PURPOSE:
Tinta ini berbentuk transparan, bersifat seperti extender pada tinta waterbase. Sebab tinta ini hanya baik digunakan pada kain berwarna putih atau terang.

TINTA HIGH OPACITY:
Tinta ini mempunyai sifat seperti rubber dalam waterbase, hanya saja tinta ini mempunyai daya tutup yang lebih baik pada permukaan bahan jika dibandingkan dengan tinta rubber. Tinta ini dapat digunakan untuk teknik high density.

TINTA ATHLETIC PLASTISOL:
Tinta ini bersifat lentur atau elastis sehingga sangat cocok untuk penyablonan diatas kain polymesh, spandex atau kain dengan motif berlubang-lubang.

JENIS TINTA DAN TEKNIK LAINNYA:
CORK BASE:
Berjenis plastisol, tinta ini dapat digunakan untuk teknik high density yang akan menghasilkan efek seperti busa atau gabus. Tinta ini memiliki kelenturan dan fleksibelitas yang tinggi sehingga cukup baik untuk penyablonan diatas bahan yang memiliki kelenturan tinggi seperti bahan Spandek dan Rib. Tinta ini juga tidak diperbolehkan untuk di dry clean, bleach atau disetrika.

SHIMMER GOLD & BASE:
Tinta dari jenis plastisol ini diformulasikan untuk menghasilkan warna seperti metalik. Tinta ini berbentuk pasta dan siap pakai. Tinta ini sangat baik digunakan untuk heat transfer, baik itu cold peel maupun hot peel. Sangat baik digunakan pada kain knitting, cotton, polyster dan rayon. Tidak disarankan untuk pemakaian
pada kain jenis nylon atau lycra.

YELLOW SPARKLE:
Bubuk yang diformulasikan untuk menimbulkan kesan berkelip-kelip, serta memiliki
tampilan yang glosy. Untuk mencetak bubuk ini, sebelumnya harus mencetakkan tinta plastisol sebagai dasar sekaligus sebagai perekat bubuk ini.

HIGH DENSITY CLEAR:
Tinta yang bersifat transparan, tinta ini menghasilkan efek sablon yang mengkilap dan terkesan basah.

WILFLEX LUNA CLEAR:
Tinta plastisol transparan yang tidak terlihat dengan sinar lampu biasa, akan muncul jika terkena sinar ultraviolet.

FOIL TRANSFER:
Aluminium foil dalam bentuk lembaran seperti kertas. Selain warna silver dan gold,
foil juga tersedia dalam macam warna dan motif. Untuk media tempelnya foil ini membutuhkan lem khusus.

FLOCK:
Teknik sablon yang menghasilkan efek cetakan seperti beludru. Terdapat dua jenis flock, bubuk dan lembaran. Untuk lembaran membutuhkan lem khusus sebagai media perekatnya.

SUGAR PRINTING:
Aplikasi sablon yang berbentuk bubuk transparan mirip gula pasir.

GLOW IN THE DARK:
Berbentuk serbuk yang menyerap dan memantulkan sinarnya kembali didalam ruangan gelap.

REFLECTIVE POWDER:
Serbuk yang dapat memantulkan sinar jika terkena cahaya lampu atau sinar matahari.

NATURAL SUADE:
Tinta plastisol yang menghasilkan efek kulit yang sangat lembut.

DISCHARGE AGENT:
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencabut warna dasar kain, sehingga warna bahan menjadi putih/grey. Dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, bahan pewarna
kainnya harus dipilih dengan yang dischargeable.

DISTRESSED atau VINTAGE:
Teknik inovasi grafik dengan membuat tekstur sehingga gambar terlihat pecah-pecah dan terlihat usang/kuno.

SHATTER BASE:
Jenis tinta untuk menciptakan kesan pecah (crack). Tinta ini diciptakan agar mudah pecah saat mengering dan untuk pengeringan membutuhkan flash curing.

ROCK BASE:
Teknik high density menggunakan tinta rock base untuk menghasilkan cetakan dengan
permukaan kasar seperti batu.

SUBLIMATION TRANSFER:
Gambar yang dicetak diatas kertas transfer, yang kemudian ditransfer ke kaos menggunakan hotpress. Sublimation transfer umumnya terbagi dalam menjadi dua jenis,
hot peel dan cold peel.

HOT PEEL:
Gambar yang diprint diatas kertas transfer.

COLD PEEL:
Kertas transfer yang berisi gambar jadi dengan berbagai jenis pilihan. Jenis cold peel ini jika diaplikasikan diatas kain kaos akan menghasilkan tekstur seperti tinta rubber, dan dapat diaplikasikan diatas dasar bahan terang maupun gelap.
Sebab dalam pembuatannya cold peel menggunakan tinta plastisol.

RHINESTONES HEAT PRESS:
Aplikasi yang digunakan untuk dekorasi dalam garmen, mempunyai beragam nama sesuai
dengan bahan yang digunakan, anatara lain nailheats, rhinestones dan swarovski crystals. Cara pengaplikasiaannya hanya dengan memanaskannya dengan mesin hot press
pada suhu 160 derajat celcius selama 10 detik.

HIGH FREQUENCY WELDING:
Proses aplikasi menggunakan mesin high frequency, seperti aplikasi plastik PVC diatas
kain.

EMBOSS PRINT:
Aplikasi yang menggunakan mesin press tekanan tinggi untuk menciptakan hasil emboss
diatas bahan.

Sabtu, 23 Juni 2012

Perbedaan Factory Outlet (FO) dan Distribution Outlet (Distro)

Blog ini
Di-link Dari Sini

Pada dasarnya FO dan Distro itu berbeda jika ditelusuri dari asal muasalnya. FO (Factory Outlet) adalah istilah yang dipakai untuk toko pakaian yang menjual pakaian jadi dengan brand atau merk yang terkenal dan merupakan (kebanyakan) pakaian sisa ekspor dengan kualitas yang berbeda-beda. Sedangkan Distro adalah distribution store atau toko distribusi, yang bisa diartikan sebagai toko yang khusus mendistribusikan produk dari mereka sendiri.

Distro di luar negeri pada awalnya adalah toko yang khusus menjual produk-produk dari band-band indie. Mulai dari album sampai pernak-pernik merchandise seperti kaos dan accessories band yang bermacam-macam. Kemudian berkembang ada juga yang menjual produk untuk komunitas spesial tertentu seperti peralatan dan kaos skateboard.

Tak berbeda jauh denganluar negeri, di Indonesia, Bali khususnya semakin banyak distro menjamur, mulai dari distro yang menjual baju dan apparel luar negeri sampai band-band lokal indie atau underground samapi tema skateboard dengan design unik dan menarik khas design Bali yang tak kalah kreatif dengan kota-kota besar lainnya.

Biasanya distro-distro ini hanya memproduksi suatu item dengan jumlah terbatas (limited). Jadi jangan sampai kehabisan, karena belum tentu distro yang bersangkutan mau untuk me-repeat lagi item yang telah habis.

Sekarang anda sudah tahu kan apa perbedaan antara distribution store (Distro) dengan factory outlet (FO) ? Tinggal anda yang memilih sesuai dengan selera masing-masing.





TIPS :

1.      Lakukan perbandingan harga antara satu FO atau Distro dengan FO atau Distro lainnya.

2.      Tentunya harga menentukan kualitas ataupun kualitas menentukan harga.

3.      Cermati item yang akan anda beli, apakah benar-benar barang untuk ekspor (lihat pada bagian merk yang-biasa disobek, atau adanya kancing cadangan-atau label aturan mencuci).

4.      Periksa baik-baik barang yang ingin anda beli, apakah terdapat cacat karena barang tersebut rusak.

5.      Luangkan waktu untu mencobanya dahulu di kamar pas.

6.      Bila anda punya kartu kredit atau account suatu bank, biasanya ada diskon menarik, pakailah kesempatan ini untuk mendapat harga terbaik.

Rabu, 20 Juni 2012

pengertian distro dan clothing



Pengertian Distro dan Clothing Company

Distro berasal dari kata distribution store yang bisa diartikan  sebagai toko yang khusus mendistribusikan produk dari suatu komunitas maupun lebih. Sedangkan Clothing Company adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang memproduksi pakaian jadi dibawah brand mereka sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa distro merupakan outlet atau toko sebagai jalur distribusi  dari produk-produk clothing-company dari  suatu komunitas maupun lebih.